TajukIndo.com

Aktual Dan Terpercaya

Teks Khotbah Jumat, 16 Agustus 2024: Mengenang Perjuangan Ulama dalam Rangka HUT ke-79 RI

Contoh teks khotbah Jumat dengan tema mengenang perjuangan pahlawan. Naskah khotbah Jumat Agustus 2024 dalam artikel ini berkaitan dengan Hari Kemerdekaan RI atau peringatan HUT ke 79 RI. Dalam khotbah Jumat Agustus 2024 ini akan diterangkan bagaimana umat Islam dapat mengingat perjuangan para ulama dalam meraih kemerdekaan.

Khotib dapat mengajak umat Islam dapat meneruskan semangat perjuangan para ulama dan menjaga negaranya. Adapun contoh teks khotbah Jumat ini dapat dibacakan ketika khotbah salat Jumat hari, Jumat, 15 Agustus 2024. Simak contoh khotbah jumat berikut ini, dilansir dari laman Pondok Pesantren Lirboyo .

Tidak henti hentinya, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt. dengan menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Bulan ini adalah bulan kemerdekaan. yang mana sudah patutnya kita mengingat perjuangan Ulama bertahun tahun yang lalu. Kalender Agustus 2024 Lengkap dengan Weton Tanggal 29 Agustus 2024, Pasaran dan Tanggalan Jawa Posbelitung.co

Selain Mualem Dek Fadh, Partai Aceh Juga Umumkan 16 Paslon Kepala Daerah Diusung Pada Pilkada 2024 Serambinews.com Bawa Pemain Muda, Shin Tae yong Targetkan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala AFF 2024 Wartakotalive.com Pada bulan ini, namun bertahun tahun yang lalu, KH. Hasyim Asy’ari dan ulama ulama terdahulu berkumpul dalam satu meja. Sebelumnya, tak pernah para ulama merasa resah seperti ini. Mereka memiliki suatu tanggungjawab besar yang mereka panggul, yakni merawat dan menjaga kehidupan beragama masyarakat mereka masing masing.

Tapi di hari itu, mereka harus meninggalkan masyarakat mereka sementara waktu. Mereka pergi dari rumah menuju satu titik untuk bertemu dengan ulama lainnya. Apa gerangan yang memaksa mereka meninggalkan tanggungjawab besar itu? Tiada lain adalah mereka telah mendapat tanggung jawab yang lebih besar: menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara ketika itu sedang mendapat ancaman serius dari tentara penjajah. Keadaan telah demikian genting. Maka demi kepentingan negara, para ulama rela meninggalkan kewajiban mereka sejenak kepada masyarakat sekitar.

Karena menjaga negara sesungguhnya kewajiban paling besar yang ditanggung oleh ulama. Ini selaras dengan apa yang diucapkan oleh KH. Wahab Hasbulloh: Mencintai tanah air, memperjuangkan kedamaian tanah kelahiran adalah bagian dari Iman. Tanpa ghirah dan semangat membela negara, mustahil seseorang dianggap sempurna keimanannya. Sudah barang tentu, para ulama, yang memiliki kadar keimanan yang telah tinggi, akan menyerahkan seluruh jiwa raganya untuk memperjuangkan kedamaian tanah kelahirannya itu.

Dari pertemuan itu, dihasilkan sebuah keputusan besar: Fatwa Resolusi Jihad. Fatwa ini menghendaki bahwa setiap muslim berkewajiban untuk melindungi negaranya dari serangan penjajah. Hanya dengan kondisi negara yang aman dan tentram lah ajaran agama dapat dilestarikan dengan sempurna. Dalam surat al Baqarah ayat 190 disebutkan: “Dan perangilah di jalan Allah orang orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang melampaui batas.”

Ayat di atas menegaskan bahwa kita memiliki tanggungjawab untuk mempertahankan agama Allah. Kita harus memperjuangkan kelestarian agama kita dengan sepenuh jiwa dan raga. Kita bisa menyaksikan bagaimana perjuangan para ulama di zaman dahulu. Mereka rela turun ke medan, menghadapi langsung para musuh. Perjuangan ulama dan masyarakat Indonesia melawan penjajah dalam rangka menjaga kemerdekaan pada saat itu amatlah berat.

Para pejuang Indonesia berhadapan dengan musuh yang bersenjatakan lengkap. Bahkan mereka telah mengepung kota dari seluruh daratan, laut dan udara. Meski begitu, para pejuang Indonesia tidak sedikitpun gentar menghadapi musuh. Mengapa? karena cinta tanah air telah merasuk dalam jiwa mereka, sehingga menjadi kekuatan yang menggebu gebu. Karenanya, jangan pernah sekali kali kita melupakan jasa perjuangan para ulama. Perjuangan yang mereka lakukan bukan hanya berdiam di masjid, duduk berdzikir, memutar tasbih.

Justru mereka adalah para pejuang yang paling gigih, yang tak sedikitpun melirik hal lain dalam memperjuangkan negara, selain bahwa negara harus dibela mati matian. Negara adalah harta yang paling berharga bagi mereka. Berkat jasa mereka lah, kita bisa hidup di dalam negara yang damai, dan menjalani hidup dengan santun dan tentram. Artikel ini merupakan bagian dari

KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *